MUMPS...

Tiba-tiba saja  saya begitu antusias mencari tahu banyak tentang penyakit satu ini, MUMPS... oleh orang Depok sini mengenalnya sebagai GONDONGAN atau BEGUK (jawa, red), atau jg dikenal sebagi BENGKAK BABI (Makassar, red)... Tentu saja karena alasan si Jagoan ciilikku spontan wajahnya berbentuk aneh yang menurutku tidak seperti biasanya bila kena demam... sambil berusaha mengingat dan mengira-ngira bentuk wajah anak dari beberapa cerita teman yg mengalaminya...jangan-jangan (???), dan setelah ke dokter, hasilnya positip adalah MUMPS. Sayangnya saya baru tahu bila ada yang dikatakan immunisasi MMR, yang harus diberikan saat bayi... tp koq hal ini tdk pernah dengar apalagi merasa dianjurkan/disarankan sebelumnya dari PKM dan klinik2 pada kami (khususnya saya) selama ini? btw, sdhlah... ntar sembuh, insya' Allah akan diberi imunisasi tsb secepatnya... ^_^

Untuk lebih mengenal lebih dekat tentang MUMPS ini, saya meng-copas sebuah artikel ilmiah dari blog seorang mahasiswi calon dokter, http://yyanfajariyani.blogspot.com/2012/02/mumps-gandong-4-epm.html, seperti berikut... 
====

BAB I
PENDAHULUAN
            Mumps adalah penyakit menular akut, yang banyak menyerang anak-anak dan remaja disebabkan oleh paramyxuvirus, yang menyebabkan pembengkakan disertai rasa nyeri di kelenjar parotis yang berada di bawah telinga dan menghasilkan air liur dalam mulut ( Evans Alfreds, 1983).
            Secara tipikal penyakit ini dimulai dengan bengkak yang sangat menyakitkan pada daerah dekat telinga. Mumps yang juga dikenal dengan parotitis epidemika telah mengalami penurunan jumlah kasus setelah ditemukan vaksin pada tahun 1967 ( Chin, 2000).
            Kasus yang dilaporkan menurun 98% jika dibandingkan dengan era sebelum vaksin. Penyakit ini biasanya terjadi pada akhir musim dingin dan awal musim semi. Sebelum era vaksin, epidemik mumps terjadi 3-4 tahun (Chin, 2000).
                                          
BAB II
PERMASALAHAN
            Infeksi penyakit mumps tersebar luas di seluruh dunia. Baru-baru ini, wabah telah terjadi di negara-negara wajib imunisasi seperti Inggris, Irlandia, Austria, Spanyol, Amerika Serikat, Kanada dan lain-lain (Karcheva, 2010).
Sebanyak 6.584 kasus mumps di Amerika dilaporkan pada tahun 2006, dengan 76% terjadi diantara Maret dan Mei, namun tidak ada kematian yang dilaporkan. Kejadian nasional mumps adalah 2,2 per100.000. Wabah juga telah dilaporkan di Jerman, Inggris, Kanada. Namun, dibandingkan dengan negara-negara lain, angka kejadian di AS sebenarnya masih relatif kecil, meskipun tumbuh pada tingkat yang mengkhawatirkan. Di Inggris, pada tahun 2004-2006 dilaporkan wabah penyakit mumps sebanyak lebih dari 70.000 kasus (Dayan Gustavo, 2008).
            Setelah pengenalan vaksin mumps pada tahun 1967, kasus yang dilaporkan turun sebesar 98%, dari 152.209 kasus pada tahun 1968 menjadi 2982 kasus, pada tahun 1985 (Dayan Gustavo, 2008).
            Pada tahun 2006 di Lowa terjadi wabah mumps sebanyak 216. Ini merupakan jumlah kasus terbesar di Amerika Serikat yang dilaporkan sejak 1988. Pada tahun 1991, Lowa menetapkan bahwa 2 dosis vaksin gondong diperlukan untuk semua anak (Dayan Gustavo, 2008).


BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.Keluhan dan Gejala
Gejala yang paling sering terjadi pada penyakit mumps adalah  pembengkakan dan nyeri pada kelenjar parotis. Pembengkakan biasanya didahului dengan demam. Masa tunas atau masa inkubasi penyakit Gondong sekitar 16-18 hari. Pada tahap awal 1-2 hari penderita mumps mengalami gejala  demam suhu badan antara 38.5 – 40 derajat celcius, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang sehingga sulit membuka mulut ( Evans Alfreds, 1983).
Selanjutnya terjadi pembengkakan tanpa supurasi pada kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar dapat mengalami pembengkakan.Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis ( Evans Alfreds, 1983).
Rasa nyeri biasanya diperburuk oleh mengunyah, menelan, dan berbicara,rasa nyeri juga akan semakin terasa jika penderita memakan makanan yang asam dan ini merupakan gambaran klinis yang khas dari penyakit mumps (Karcheva, 2010).
Sekitar 30 % sampai 40% penderita yang terkena infeksi virus penyebab tidak memberikan gambaran klinis karena adanya invasi virus mumps ke organ lain sehingga tidak terjadi pembengkakan kelenjar parotis.Penyakit mumps dapat menyebabkan komplikasi yang melibatkan organ-organ lain setelah  gejala penyakit ini muncul setelah satu minggu, yaitu :
·         Orchitis(pembengkakan testis) dapat terjadi pada 10–20% penderita laki-laki, dengan rata-rata usia 15-29 tahun tetapi sterilitas jarang terjadi. Pembengkakan testis ini disertai pula dengan rasa nyeri pada testis,yang berakhir pada 4-6 hari.
·         Pankreakitis( kerusakan pada kelenjar pancreas di dalam perut). Resiko terkena adalah 1 per 30 penderita mumps
·         Oophoritis yaitu peradangan pada ovarium yang tidak menyebabkan kemandulan.
·         Kehilangan pendengaran ( hanya terjadi pada salah satu telinga saja, dan biasanya hanya bersifat sementara).
·         Meningitis yaitu peradangan pada selaput otak atau sumsum tulang belakang.
Ensefalitis yaitu infeksi virus seperti mumps dapat menyebabkan peradangan pada otak. Ensefalitis dapat menimbulkan gangguan syaraf yang mengancam jiwa ( Evans Alfreds, 1983).
3.2. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
Untuk menetapkan diagnosis pada kasus yang terjadi pemeriksaan laboratorium biasanya tidak diperlukan, diagnostik klasik terutama didasarkan atas riwayat kontak dan gambaran klinik yang ditemukan, namun untuk lebih memastikan seorang tersebut terinveksi penyakit mumps dapat dilakukan dengan cara Isolasi dan Identifikasi virus yang diambil dari air liur, cairan serebrospinal, dan urin yang telah dikumpulkan dalam beberapa hari setelah mulai timbul penyakit. Setelah itu virus dapat diisolasikan dengan teknik telur yang diembriokan atau kultur sel yang diidentifikasikan dengan uji ELISA.
( Tortora,2001).
3.3.Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus mumps, yang termasuk Group:V(-) ssRNA, Ordo: Mononegavirales, Famili: Paramyxovirida, Genus: Rubulavirus, Spesies: Mumps Virus.
Inti virus yang disebut capsid, berbentuk helical yang dilapisi protein dan lemak pada bagian luarnya. Bagian luar dari virus ini terdiri dari dua jenis glikoprotein yaitu :
1.      Hemaglutinine atau Neurominidase (HN) protein
2.      Fusion (F) protein
Virus penyakit mumps  terdiri atas RNA rantai tunggal yang berisi suatu helik nukleokapsid. Amplop viral berisi hemolisin, hemaglutinin, dan neuraminidase. Virus mumps Stabil pada PH 5,8 – 8. Virus Penyakit mumps dapat ditularkan melalui kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah dan urin
( Evans alfreds, 1983).
3.4.Cara Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan pemberian imunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubela) pada usia 15 bulan. Imunisasi ini menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan, imunisasi merupakan pendekatan terbaik untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian yang berhubungandengan mumps (Chin, 2000).
Penyakit gondongan sangat jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari satu tahun, hal tersebut. Karena umumnya mereka masih memiliki atau dilindungi oleh anti bodi yang baik. Seseorang yang pernah menderita penyakit gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan seumur hidupnya.
( Evans alfreds, 1983).
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah gondong adalah :
·      mencuci tangan dengan baik dan menggunakan sabun
·      mengajarkan pola hidup bersih kepada anak
·      tidak membagi peralatan makan
·      membersihkan permukaan meja, gagang pintu, mainan yang sering disentuh secara teratur dengan menggunakan sabun dan air, atau dengan menggunakan tisu pembersih.

3.5.Cara Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk penderita penyakit mumps, Pengobatan hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik dengan sendirinya. Pemakaian parasetamol dapat digunakan untuk menurunkan panas, tetapi aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak. Bisa juga diberikan.  Asam mefenamat   3 x 500 mg untuk  mengurangi rasa nyeri.  Pemberian kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin diperkirakan dapat mencegah terjadinya orkitis (Chin, 2000).
3.6. Rehabilitasi
Rehabilitasi pada penyakit mumps dapat dilakukan dengan memperbanyak waktu istirahat pada penderita dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah untuk menghindari penularan pada orang lain. Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat dan berbaring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan kompres es pada area testis yang membengkak tersebut. Penderita penyakit mumps  sebaiknya menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak bertambah parah, serta diberikan makanan yang bersifat cair dan lunak( Evans Alfreds, 1983).
3.7. Prognosis
            Mumps sebenarnya tergolong dalam "self limiting disease" yaitu penyakit yang bisa sembuh sendiri, dan jarang berlanjut menjadi kronis, sehingga prognosisinya baik. Kematian dan komplikasi akibat penyakit mumps sangat jarang terjadi( Evans Alfreds, 1983).

BAB V
PENUTUP
Mumps adalah penyakit menular akut, yang banyak menyerang anak-anak dan remaja disebabkan oleh paramyxuvirus,Infeksi penyakit mumps tersebar luas di seluruh dunia.  Baru-baru ini, wabah telah terjadi di negara-negara wajib imunisasi seperti Inggris, Irlandia, Austria, Spanyol, Amerika Serikat, Kanada dan lain-lain.
Sering terjadi pada penyakit mumps adalah  pembengkakan dan nyeri pada kelenjar parotid . pembengkakan biasanya didahului dengan Demam dan malaise, penyakit mumps dapat menyebabkan komplikasi seperti orchitis, pankreakitis. Pencegahan dilakukan dengan pemberian imunisasi MMR yang menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan, hal itu merupakan pendekatan terbaik untuk mengurangi angka kesakitan dan  kematian yang berhubungan dengan mumps.
Tidak ada pengobatan khusus untuk penderita penyakit mumps, Pengobatan hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik dengan sendirinya.Rehabilitasi pada penyakit mumps dapat dilakukan dengan memperbanyakwaktu istirahat pada penderita dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah untuk menghindari penularan pada orang lain. Mumps sebenarnya tergolong dalam "self limiting disease" yaitu penyakit yang bisa sembuh sendiri, dan jarang berlanjut menjadi kronis, sehingga prognosisinya baik. Kematian dan komplikasi akibat penyakit mumps sangat jarang terjadi.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Alfreds,Evans.1983. Viral Infections of Humans Epidemiologi and Control.
            Plenium Medical Book Company : New York
Dayan,H,Gustavo. 2008. Recant Resurgence of Mumps United States. The New
            England Journal of Medicine : England
Gerard,J,Tortora.2001. Microbiology an Introduction, Word Student Series : USA
James Chin MD.2000. Control of Communicable Diseases Manual. American
 Public Health Asociation : Washington
Karcheva M. 2010. Study On Seroprevalence Of Mumps Specific IGG Antibodies  
in a Healthy Population. Journal of IMAB - Annual Proceeding (Scientific Papers) vol. 16, book : Bulgaria.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sosok Perempuan bernama "Sri Mulyani Indrawati"...

Bila Bermental "Hangat-hangat Tahi Ayam"...

Dosen Harus Pintar..?