Sosok Perempuan bernama "Sri Mulyani Indrawati"...
Sebagai orang awam tentang "dunia Politik dan Ekonomi", aku tak pantas dan tak berhak untuk berbicara tentang kedua jenis "dunia" tsb. Aku hanya ingin menuliskan sedikit apa yang ada dipikiran tentang sosok seorang perempuan bernama Sri Mulyani sebatas pengetahuan yang ada, di luar pengetahuan dan sudut pandang orang lain.
Sri Mulyani, seorang pakar ekonomi dan dosen di Fak. Ekonomi Universitas Indonesia, namanya mulai terekam dalam memoriku, kala nuansa reformasi sedang menghangat menyelimuti pola pikir bangsa setanah air ini. Terlihat beliau begitu digaungkan sebagai seorang perempuan cerdas, briliant, begitu sering diundang di sana sini, secara formal maupun informal, di kampus dan forum kemahasiswaan,di forum antar LSM, di beberapa channel TV dll, sekedar untuk memberikan gambaran dan komentar tentang apa serta bgm prediksi ekonomi negara di tengah carut marutnya sistem perpolitikan dan krisis ekonomi yang melanda bangsa ini dalam beberapa tahun, yang sampai akhirnya beliau terpilih untuk mendampingi bapak presiden SBY di tahun 2004 sebagai menterinya.
Bu Anik panggilan kesayangannya, seorang perempuan cerdas merupakan anak ke 7 dari 10 bersaudara dari pasangan ibu bapak Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko (Guru besar dari Univ. Neg, Semarang/UnNeS) dan Prof Drs. Satmoko (mantan rektor IKIP PGRI Semarang ) keduanya adalah pakar pendidikan. Bu Anik seperti perempuan yang lainnya hanyalah seorang ibu dari 3 orang anak yang sangat memperhatikan perkembangan dan pendidikan anak2nya. Bu Anik seperti juga dosen lain yang pakar di bidangnya, begitu mencintai profesi dan kompetensi yang telah diraihnya, memanfaatkannya seoptimalkan mungkin. Sebagai Pejabat bu Anik mempunyai karakter yang cukup cool, tegas, penuh percaya diri dan selalu berusaha membangun nuansa kekeluargaan di antara sopir, ajudan dan staff yang di bawahinya, bukan sebagai atasan terhadap bawahan namun sebagai mitra kerja. Ketiganya menunjukkan sebuah sosok pribadi manusia umumnya hanya saja diberi kesempatan yang lebih beruntung dari banyak orang yang berharap akan bernasib seperti dirinya.
Sebagai ekonom, dia bukan seorang penganut ideologi tertentu. ”Saya rasa cita-cita saya pada kemanusiaan. Ekonomi adalah ilmu yang untuk memperbaiki bagaimana manusia menggunakan keterbatasannya, dayanya, untuk memperbaiki kualitas" katanya pada Rustika H, dan ketika era Rofermasi memanas dan mencuat di antara anak negeri ini, beliau mampu memberikan gambaran tentang perbaikan ekonomi bangsa bahkan beliau mampu membuktikan bahwa ekonomi Indonesia cukup membaik dibanding sebelum dia menjabat menteri keuangan.
Untuk kedua kalinya SBY terpilih sebagai presiden. Bu Anik tetap digandeng sebagai seorang menteri dalam kabinet SBY, namun sayang sebelum memperbaiki manajemen perekonomian untuk lebih baik, kasus demi kasus tentang korupsi dan penyalahgunaan wewenang terkuak, yang kesemuanya tidak lepas dari wewenang beliau. Serangan dan prasangka terhadapnya sudah tidak ayal lagi untuk tidak dimunculkan. sorot dan kritikan serta tudingan tajam sudah menjadi sarapan hingga santapan/makanan di tengah malam harinya, bahkan permintaan untuk pengunduran diri terhadapnya sudah tidak terelakkan, cemohan dan entah apa lagi namanya, kesemuanya ditujukan kepadanya, sebagai penguasa dan pengambil kebijakan langsung. Jawaban untuk pembelaan dirinya dinilai sebatas perbuatan yang tidak bertanggungjawab dan sudah klise.
Kini di tengah desakan pengunduran dirinya, beliau menjawabnya untuk mundur sebagai menteri dan sekaligus menerima tawaran sebagai Managing Director di World Bank, sebagai orang kedua yang sangat diperhitungkan di dunia Internasional. Pengunduran diri yang dilakukannya tidak membuat persoalan-persoalan yang ada menimpa dirinya berhenti dan selesai begitu saja, akan tetapi justru dianggap sebagai orang yang tidak bertanggungjawab dengan meninggalkan beberapa persoaln yang tergantung... apakah persoalan akan selesai dengan dipenjarakannya seorang perempuan Sri Mulyani ini? Apakah kepuasan bangsa ini terbayar dengan menghukum seorang Sri Mulyani yang dirinya sendiri tidak merasa bila dia sudah menikmati hasil jarahannya (kalau toh memang benar dia sseperti itu...), wallahu 'alam bisshshowab...
Terlepas dari semua pandangan negatif terhadapnya, adalah sebuah kepatutan untukku dalam mengambil hikmah dari sebuah Kesan dan sikap yang beliau miliki dalam melewati seluruh persoalan yang dia hadapi selain pengabdiannya terhadap Yang Maha Mengetahui dan Kuasa, sebuah resep kekuatan Bu Anik "…olah raga. Treadmill dan berenang! Ketika kepala memasuki air, seluruh persoalan seperti ikut tenggelam. Lalu ketika bergerak, ia seperti ingin membuang semua tahanan yang mengganggu pikirannya. Seusai berolah raga… ia menjadi sehat dan sungguh kuat dalam menghadapi berbagai persoalan" katanya pada Rustika herlambang.
......dan baginya, menghadapi segala sesuatu tidak harus diselesaikan dengan sebuah emosi...
Depok, 08 Mei 2010
----
sumber gambar: www.google.co.id
(reposting dari FB: https://web.facebook.com/notes/10221082912975175/ )
Komentar
Posting Komentar