Memahami Rasa di hati...

Seringkali sebuah pikiran menggelitik tiada henti sebelum mampu dituang dlm sbh coretan. Seperti gelitikan fenomena yg sdh umum qta lihat, for example: di saat sebuah kematian akan selalu terlihat dan terdengar seseorang menangis sambil teriak dengan sebuah tangisan panjang bahkan bila boleh dikatakan sering menjadi sebuah raungan atau rintihan yang sangat memilukan. Hal ini tentu dapat dipahami sebagai wujud luapan kesedihan dan kedukaan yang ada. Hhggh... Jadi teringat kembali kesedihan yang sama saat bapak tercinta meninggal 2 tahun lalu... :(

Rasa sedih yang dimilki terhadap sang mayat tentu bersifat sementara. Bila kondisi sadar telah memenuhi diri sang pemilik rasa, dengan cepat akan menghentikannya karena adalah hikmah yang lebih besar bila sang mayat dipanggil olehNya. Namun bila sebaliknya, rasa sedih dan duka yang berkepanjangan terjadi, sudah barang tentu harus ditengok kembali. Apakah rasa itu untuk sang mayat atau rasa untuk diri sendiri yang pada dasarnya adalah ego diri yang muncul?

Ada beragam rasa di hati. Selain sedih... ada amarah, benci, atawa pun aneka sukacita lainnya. Namun kesemuanya tidaklah dapat kita meyakinkan diri terlebih orang lain tentang rasanya. Karena rasa itu seringkali dapat muncul dari 2 sisi tinjauan (+ & -) dan kemunculannya disertai ke egoan yang besar sehingga akan menutupi logika sadar. Dan bila hal tersebut muncul tentu membutakan hati dan akal, justru sebaliknya akan membuka keterpurukan diri pada siapa rasa itu ditorehkan...

Sadar atawa tidak sadar kita hanyalah manusia lemah, yang selalu ingin diperhatikan dan dibenarkan orang lain...

Wallahu a'lam bishshowab, kebenaran mutlak berada di tanganNya...



Depok, 30 Agustus 2013
=====
sumber gambar: lilylover-diary.blogspot.com
August 30, 2013 at 11:28am

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sosok Perempuan bernama "Sri Mulyani Indrawati"...

Bila Bermental "Hangat-hangat Tahi Ayam"...

Dosen Harus Pintar..?