Yaya, Selamat Jalan sahabatku...

Innalillahi wa inna ilayhi roji'uun... Yaya, maafkan aku sahabat, saudaraku... kau terbaring dan terbujur kaku di sana sementara aku tak dapat melihatmu... tak sanggup kuhentikan tetesan yang mengalir dan memenuhi pipiku... sungguh aku malu...sebagai seorang sahabatmu namun tak mampu terbang dan hadir menemani jasadmu di saat saat terakhir seperti itu... maafkan aku saudaraku... semua rasa yang ada hanya tercekat dikerongkongan bagaimana aku harus menjelaskan ketidakberdayaanku saat ini seperti bagaimana aku harus melukiskan persaudaraan kita yang sekian lama hampir 3 dekade, sejak 27 tahun lalu yang masih terjalin dengan baik dan semua ini karena kelembutan dan kebaikan hatimu... Manusia berencana, Allah jualah yang menentukan kemarin kita masih merancangnya, bila reunian perak besok akan mengulang kembali masa2 indah di SMA menjalin silaturrahim yang lebih erat membawa keluarga bersama berkumpul di Lembanna, rumah bapak Minggu mengenang semuanya sekali...